Jika sedang berziarah ke kota Suci Madinah, Arab Saudi,
mampirlah ke di antara beberapa masjid yang terdapat di kota suci ini. Namanya
Masjid Ijabah yang dengan kata lain memiliki arti "Dikabulkan". Letaknya tidak terlampau jauh
dari pemakaman Baqi yang letaknya di
sisi unsur timur Masjid Nabawi, denga jarak tempuh 400 meter.
Dibandingkan masjid-masjid yang terdapat di Madinah, masjid
ini tidak terlampau besar. Bercat paduan warna krem dan coklat tua, masjid ini
dilengkapi suatu menara tinggi menjulang. Meski letaknya di pinggir jalan raya,
persisnya Jalan As-Sittin, Distrik Bani Muawiyah, masjid ini tidak terlalu
gampang kelihatan karena nyaris menyatu dengan toko-toko yang terdapat di
sekitarnya.
Saat team umrohpro berangjangsana ke masjid ini, 15 Oktober
2016 lalu, sebanyak jemaah dari sekian banyak negara baru saja tiba. Kebanyakan dari Iran. Letaknya
yang tak terlampau jauh cukup Mereka melangkah kaki dari pondokan-pondokan yang
tersebar di dekat masjid. Jemaah perempuan langsung mengarah ke tempat sholat khusus, yang terletak di lantai dasar. Umumnya masjid-masjid di Arab Saudi menempatkan
tempat sholat eksklusif kaum wanita di lantai atas.
Begitu masuk pintu khusus perempuan di samping masjid,
jemaah langsung belok ke kiri cukup beberapa langkah saja. Sampailah di ruang
salat yang berukuran persegi, 10 x 10 meter. Ornamen dalam masjid berkarpet
merah ini terlihat sederhana. Jemaah yang berangjangsana kebanyakan langsung menunaikan
shalat hajat dengan memanjatkan doa khusus untuk Allah SWT.
Jemaah umroh menurut keterangan dari salah satu petugas dari BIRO UMROH TERPERCAYA DI SEMARANG, banyak sekali meyakini
doa mereka bakal dikabulkan andai melaksanakan shalat hajat di masjid ini.
Tentu saja ada kisah di balik kepercayaan jemaah yang berdoa
di masjid yang tadinya bernama Masjid Bani Mu'awiyah ini. Masjid ini adalah saksi
begitu besarnya cinta Nabi Muhammad untuk umatnya.
Dalam Shahih Muslim diriwayatkan, Amir bin Sa’dari
menuturkan dari ayahnya, bahwa sebuah hari Rasulullah, Muhammad SAW, datang
dari Al-Aliyah dan melalui Masjid Bani Mu'awiyah. Rasulullah lantas masuk ke
masjid dan salat dua rakaat. Saat tersebut Rasulullah berdoa paling lama.
Usai berdoa, dalam riyawat itu, Rasulullah berkata,
"Aku meminta tiga hal untuk Rabbku. Tetapi,cuma dua urusan dikabulkan,
dan satu urusan tidak diperkenankan. Aku meminta supaya umatku tidak
dilenyapkan dengan paceklik. Permintaanku juga dikabulkan. Aku memohon supaya
umatku tidak ditenggelamkan. Permohonanku juga dikabulkan. Aku mengharap supaya
permusuhan umatku tidak terjadi antar sesama mereka, namun permintaanKU tidak
dikabulkan.”
Terkait doa Rasulullah ini, Malik meriwayatkan dari Abdullah
bin Jabir bin Atik, dia berkata, “Abdullah bin Umar datang untuk kami di Bani
Muawiyah—sholat satu desa kaum Anshar—dan bertanya, ‘Apakah kalian tahu di mana
dulu Rasulullah SAW salat di masjid kalian ini?’ Aku menjawab, ‘Ya.’ Lalu aku
menunjuk ke satu arah.
Dia pulang bertanya,‘Apakah anda tahu tiga urusan yang
diminta oleh Rasulullah SAW?’ Aku menjawab, ‘Ya, aku tahu. Beliau berkata,
‘Beri tahu aku tiga urusan itu!’ Aku berkata, ‘Rasulullah SAW berdoa supaya
tidak diungguli oleh musuh dari kelompok orang kafir. Dan supaya tidak
dilenyapkan dengan paceklik. Keduanya dikabulkan oleh Allah SWT. Rasulullah SAW
pun berdoa supaya permusuhan umatnya tidak terjadi antar sesama mereka. Tetapi,
permohonan ini tidak dikabulkan.’ Ibnu Umar berkata, ‘Engkau benar. Sehingga
peperangan, fitnah, dan bentrokan terus dilangsungkan hingga Hari Kiamat
nanti."
Seperti lazimnya masjid-masjid di Madinah, masjid Ijabah
yang sekarang berdiri pun telah direnovasi oleh Raja Fahd bin Abdul Azis pada
1418 H/1977. MASJID IJABAH mempunyai luas 1.000 meter persegi. Dari luas itu,
100 meter persegi dilokasikan sebagai masjid untuk jamaah haji dan umroh perempuan yang terletak di sisi unsur
timur laut masjid.